Rambut gimbal merupakan salah satu jenis hairstyle yang
sekarang mulai mendunia. Rambut yang tidak terawat, kemudian rambut akan
mulai menyatu bersama membentuk knot dan menjadi kusut, itulah yang
disebut gimbal atau dreadlocks, demikian menurut artikel yang berjudul “DreadLockZ Hair Style” di situs http://kaskus.us/.
GhieRastafara,
dalam artikelnya berjudul “Bob Marley, Nabi Para Rasta”
(http://bluegaz.com) menyebutkan bahwa rambut gimbal sendiri sudah
dikenal sejak tahun 2500 SM. Berawal dari masa Mesir Kuno dan secara
kultural, banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang
dikenal dengan rambut gimbalnya. Dan secara religi, rambut gimbal
diyakini oleh masyarakat di India sebagai pengingkaran pada penampilan
fisik. Pada era industri, rambut gimbal mulai sulit ditemukan di daerah
Barat. Namun, masyarakat negro di Jamaika semakin antusias terhadap dreadlocks.
Saat rastafarianisme menjadi religi yang dianut oleh kelompok Dreads (pengikut dreadlocks), dreadlocks
menjadi simbolisasi sosial rasta (pengikut ajaran Rastafari). Kelompok
Rasta menambahkan makna rambut gimbal sebagai pembeda dari “baldhead”
(sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka
golongkan sebagai kaum Babylon – istilah untuk penguasa penindas.
Sekitar pertengahan tahun 1960-an, kelompok Rasta dipindahkan ke daerah
Kingston, tempat di mana musik reggae lahir pada tahun 1968.
Ketika
musik reggae mulai memasuki industri musik global, Bob Marley dan
rambut gimbalnya muncul sebagai ikon yang mendunia. Sebagian besar orang
menganggap bahwa musik reggae-lah yang melahirkan trend dreadlocks. Oleh karena itu, dreadlocks
sekarang mulai diidentikkan dengan musik reggae. Sebagian masyarakat
memanggil orang-orang gimbal dengan sebutan Rastaman, orang yang
menganut ajaran Rastafarian.
Pesan yang ingin disampaikan oleh para kaum pengikut dreadlocks,
“Dread”, dari rambut gimbalnya belum tentu mempunyai makna yang sama
dengan apa yang diterima oleh masyarakat awam, pada umumnya. Sebagian
besar masyarakat lebih menilai bahwa orang gimbal itu cenderung bersikap
cuek, bertindak semaunya (tetapi tidak dalam bentuk kekerasan), dan
juga jorok karena penampilannya yang tidak rapi, dengan rambut yang
terlihat seperti tidak pernah dikeramas. Bahkan secara
ekstrim, masyarakat beranggapan bahwa orang gimbal itu diidentikkan
dengan ganja. Hal ini disebabkan adanya ajaran Rastafarian yang
melibatkan ganja dalam acara ritualnya.
Konon,
rambut gimbal sudah di kenal sejak tahun 2500 SM. Sosok seorang firaun
dari masa Mesir Kuno yang bernama Tuntankhmen, digambarkan memelihara
rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara
kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli Afrika,
Austeralia, dan New Guinea yang sudah terkenal dengan rambut gimbalnya.
Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya
saling membelit membentuk gimbal. Hal tersebut memang telah menjadi
bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun
Timur. Kaum Nazarit di Barat dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi
dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan
dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik, meningkatkan
daya tahan tubuh, kekuatan mental spiritual dan supernatural. Keyakinan
tersebut di latarbelakangii kepercayaan bahwa energi mental dan
spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika
rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh.
Seiring
dimulainya masa industrial pada abad ke 19, rambut gimbal mulai sulit
ditemui di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1941 Marcus Garvey
memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam,
aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal
Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai
kaum Dread, untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan
hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread inilah yang memunculkan istilah dreadlocks, tatanan rambut para para Dread. Saat rastafarianisme menjadi religi yang diyakini kelompok ini pada tahun 1930-an dreadlocks
juga menjelma menjadi simbolisasi sosial rasta (pengikut ajaran
Rastafari) simbolisasi ini kental terlihat ketika tahun 1930-an Jamaika
mengalami gejolak sosial dan politik. Mereka memiliki tatanan nilai dan
praktek keagamaan tersendiri termasuk memelihara rambut gimbal.
Secara
sosial, rastafari adalah suatu tanggapan terhadap penyangkalan realis
terhadap orang-orang kulit hitam sebagaimana yang dialami Jamaika,
ketika pada tahun 1930-an orang-orang kulit hitam berada pada tingkat
tatanan sosial paling bawah, sementara orang-orang kulit putih berada
paling atas.
Rastafari berusaha hidup dekat dengan alam. Rambut gimbal (dreadlocks)
dilihat sebagai bagian dari kenaturalan. Dalam kultur rasta rambut
gimbal mengandung filosofi. Dalam proses menjalin rambut hingga menjadi
gimbal itu terkandung semacam perjalanan jiwa, pikiran, dan spiritual.
Proses menjalin rambut gimbal itu mengajarkan mereka untuk bersabar
dalam menghadapi segala sesuatu.
Rastafarian
1. Asal Usul
Rastafarian
muncul sebagai gerakan orang kulit hitam yang menganggap Afrika sebagai
tempat kelahiran Raja Haile Selassie. Rastafari berasal dari nama sang
kaisar Tafari Makkonen. Tafari Mokkanen adalah titisan dari raja salomon
yang mewarisi tahta kerajaan. Gerakan Rastafarian tumbuh dari rakyat
yang menderita yang dialami keturunan budak-budak Afrika di Jamaika.
Rastafarian menunjukkan penindasan pada Babylon sebagai sumber
pernyataan perbudakan dan dari kekuasaan kebudayaan semua orang kulit
hitam harus mengatasinya. Dan ajaran ini banyak berkembang di kalangan
masyarakat miskin dan yang tertindas.
Rastafarian
dianggap sebagai sebuah kepercayaan yang lahir dari Benua Amerika yaitu
Afrika, tepatnya di Ethiopia. Di Jamaika mempunyai penganut terbanyak di
dunia dibandingkan negara-negara lainnya tepatnya di Kepulauan Karibia.
Dan mayoritas penduduknya berkulit hitam.
Simbol-simbol yang digunakan dalam Rastafarian , yaitu :
· Merah
berarti kemenangan gereja yakni gereja Rasta,juga memiliki symbol
sebagai darah martir yang menitik dalam sejarah perjuangan Rasta dan
orang kulit hitam demi pembebasan.
· Hitam berarti merepresentasikan warna Afrika
· Hijau berarti merepresentasikan keindahan dan tetumbuhan Ethiopia, tanah yang dijanjikan.
· Kuning berarti melambangkan kesejahteraan.
2. Ajaran
Ajaran
Rastafarian bersandarkan pada falsafah hidup dan alam. Ajaran ini
sangat berbeda dengan ajaran yang berada dalam dunia Barat atau modern.
Selain itu, mereka juga sangat menentang agama Kristen dan Keuskupan
Paus. Ajaran Rastafarian lebih mengacu pada Kristenitas dan Judaisme
Black messianic yang dikelompokkan dalam berbagai bidang, pemujaan
religius, sebuah agama atau sekte.
Mereka percaya bahwa di dalam ajaran Rastafarian percaya bahwa ada 3 istana Rastafari yaitu Nyahbinghi, Bob Ashanti, dan Kedua belas Suku Israel, yang mempercayai Jah atau Yehovah sebagai Tuhan.Kata Yehovah
sendiri mereka ambil dari Mazmur 68:4 dalam ALkitab versi Raja James
dan bagian dari tritunggal Kudus. Ajaran ini sendiri diambil dari nama
seseorang kaisar Ethiopia atau raja dari keturunan para raja-raja
Salomon yang masih tersisa.
Di dalam ajaran
Rastafarian lebih banyak menggunakan logika dan akal. Rastafarian bisa
dikatakan adalah ajaran atau pencapaian hasil dari meditasi yang tinggi.
Selain itu ajaran ini juga mengambil beberapa referensi dari kitab suci
Injil.
Ketika Rastafarian muncul kebanyakan dari
penganutnya menganggap ajaran ini merupakan suatu agama, yang pada
akhirnya mereka menganggap ajaran Rastafarian ini lebih cenderung pada
sebuah doktrin atau sekte belaka. Bahkan kebanyakan dari mereka
menganggap ajaran Rastafarian adalah sebuah “Jala Hidup“ belaka. Dan
salah satu jalan kehidupan itu adalah ganja.
Ganja
digunakan dalam keagamaan mereka.Ganja dianggap menjadi suatu jalan
atau penghubung mereka untuk mendekatkan diri pada Jehovah atau Jah yang
mereka anggap Tuhan. Ketika mereka menghisap ganja, kaum Rastafarian
merasa bahwa mereka berada di jalan yang benar. Meditasi untuk lebih
memahami arti hidup dan alam sekitar. Hal seperti ini mereka percaya
lebih memberi kekuatan pada tubuh daripada harus mengkonsumsi makanan
atau minuman yang sudah diolah terlebih dahulu.
Selain mengkonsumsi ganja, kaum Rastafarian identik dengan rambut gimbal, yang mereka sebut dengan Dread Lock.
Rastafari yang mengharuskan mereka untuk memanjangkan rambut mereka
tanpa dipotong atau disisir. Bagi ajaran Rastafari, membiarkan rambut
tumbuh di seluruh tubuh tanpa harus mencukurnya adalah sebuah anugerah
dari Tuhan. Oleh karena itu, mereka membiarkan rambut dan janggutnya
tidak terawat. Itu merupakan cara untuk membuktikan diri akan kebebasan
dan pemberontakan.
Bahasa asli yang dipergunakan
oleh kaum Rastafarian adalah bahasa Amharik. Bahasa yang mengindentikkan
diri bahwa mereka adalah penganut Rastafari yang berasal dari tanah
Ethiopia.
3. Tokoh-tokohnya
Menurut buku “Dunia dalam Ganja“ yang ditulis oleh Abdul Khaliq (2007), tokoh-tokoh dalam ajaran rastafarian, antara lain:
§ Kaisar Haile Selassie ( 1898-1974)
Sang
kaisar begitu dihormati dan dijunjung tinggi. Dia seperti Nabi. Setiap
ucapannya adalah sabda yang menjadi panutan dan dituruti oleh
penganutnya. Kaisar Haile sendiri mempunyai aura mistis yang
menjadikannya dipercaya oleh umat Rastafarian, bahwa memang benar dia
adalah utusan Jah atau Tuhan.
Kaisar Haile Selassie juga menyebarkan ajarannya, yaitu :
·
Kaum Rastafari percaya bahwa Tuhan adalah roh dan roh tersebut
bermanifestasi kepada Yang Mulia Kaisar Emperor Haile Selassie I.
· Kaum Rastafari meyakini bahwa Yesus adalah keturunan langsung raja Daud dan berkulit hitam
· Kaum Rastafari meyakini bahwa dinasti Sulaiman Ethiopia merupakan reprentasi langsung raja Daud
· Kaum Rastafarian yakin bahwa mereka adalah suku asli Israel yang hilang, yang diceraiberaikan oleh Babylon hinga kemunculan Yang Mulia Kaisar Haile Selassie I.
· Kaum Rastafarian yakin bahwa Tuhan akan mengembalikan mereka ke Zion atau Ethiopia.
· Kaum Rastafarian yakin bahwa Ethiopia adalah tanah perjanjian dan surga di bumi.
§ Marcus Garvey
Yang
lebih dikenal dengan nama Bob Marley. Ia lebih dikenal luas sebagai
bintang musik reggae. Bob Marley ialah anggota gerakan Rastafarian.
Bob
Marley diangkat menjadi nabi Rastafarianisme, pada tahun 1975 diberi
gelar Yang Mulia Robert Nesta Marley. Dan beberapa bulan sebelum
kematiannya, Marley dibaptis ke dalam gereja ortodok Ethiopia dan
mendapat nama Berhane Selassie.
Ajaran Rastafarian
di Jamaika dibawa oleh Marcus Garvey pada tahun 1930-an. Garvey adalah
politisi kaum kulit hitam di Afrika. Ajaran yang diberikan Garvey sangat
mendunia dan mempengaruhi serta mempunyai dampak yang besar bagi
pergerakan kaum kulit hitam di segala penjuru dunia.
Menurut
Ardini dalam “Merentang Riwayat Reggae” (http://
http://arifkisoenam.wordpress.com/), asal mula kata “reggae” diduga
berasal dari Bahasa Afrika, yaitu “ragged”, yang artinya adalah gerak
kagok-seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik
ska atau reggae). Irama musik reggae dipengaruhi unsur musik R&B
(yang berasal dari New Orleans), Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean
(Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika (Mento, yang kaya
dengan irama Afrika).
Musik reggae dapat membuat
pendengarnya terhanyut karena iramanya yang dinamis. Mereka bahkan dapat
menghayati setiap lirik yang ada dalam musik reggae tersebut. Para
pendengarnya benar-benar terbawa oleh alunan musik reggae tersebut.
Akhir-akhir
ini timbul asumsi bahwa orang gimbal identik dengan musik reggae.
Asumsi itu muncul ketika musik reggae mulai mendunia pada akhir tahun
1970-an. Bob Marley dan rambut gimbalnya kemudian muncul sebagai ikon
dari musik reggae yang disukai banyak orang. Dreadlock yang “dibawa”
oleh Bob Marley kemudian menjadi trend baru dalam tatanan rambut dan
cenderung lepas dari makna spiritualitasnya.
Hal di atas membuat masyarakat beranggapan bahwa para pemusik reggae-lah yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal, rambut gimbal atau dreadlock
itu sendiri telah ada jauh sebelum masuknya musik reggae. Lagipula, Bob
Marley sudah menggimbalkan rambutnya karena dia menganut ajaran
Rastafarian. Karena Bob Marley yang membawa musik reggae masuk ke dunia
musik internasional, maka dia dan rambut gimbalnya membawa pengaruh yang
besar bagi masyarakat dunia, khususnya dalam gaya musik reggae.
Namun,
perlu diberi catatan bahwa memang orang yang gimbal sebagian besar
adalah penggemar musik reggae. Namun, penggemar musik reggae tidaklah
harus orang yang berambut gimbal.
0 komentar:
Posting Komentar