Album foto: Wacana Reggae (Istimewa)
Seruu.com - Menyikapi banyaknya warisan budaya Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia lewat United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), timbul berbagai wacana yang mengarah kepada tahapan selanjutnya. Adalah bagaimana menjaga dan memelihara semua warisan budaya yang telah diakui dunia tersebut? Sudahkah terfikirkan secara teknis, cara terbaik untuk mengelola guna menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan dijumpai pada masa yang akan datang?
Baru-baru ini Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada akhirnya masuk dalam daftar sebagai bagian dari tujuh keajaiban dunia. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan kita sebagai rakyat Reggae di Indonesia. Sebelumnya Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Situs Prasejarah Sangiran telah naik kelas dengan diakui sebagai warisan budaya internasional oleh UNESCO. Akan tetapi pada kenyataannya harus kita akui dalam pengelolaan berbagai warisan budaya tersebut seakan tidak terarah atau bisa dikatakan tidak terprogram dengan baik dalam perealisasiannya.Sosialisasi program, cukupnya modal dan penyadaran terhadap masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga dan memelihara candi, situs atau warisan budaya lainnya masih sangat minim. Seperti yang kita saksikan pada berbagai media audio visual, begitu antusias dan menggebu-gebunya berbagai pihak saat mengkampanyekan Pulau Komodo agar dapat diakui oleh dunia. Namun bagaimana setelah itu, ini yang masih menjadi misteri. Apakah akan bernasib sama dengan yang lainnya, atau bahkan lebih parah dan lebih jauh dari yang kita bayangkan. Menjadi terbengkalai dan tidak sesuai dengan program-program yang selama ini digembar gemborkan.
Ketidak percayaan rakyat akan hal ini disebabkan sudah berulang kali pola-pola seperti ini ditampilkan layaknya sinetron di televisi, yang dapat mempermainkan emosi rakyat dengan berbagai pola skenario hanya untuk mendongkrak popularitas serta nilai jual dari para aktor dan aktrisnya. Dan kita sebagai rakyat hanya dibiarkan berharap dan dengan sengaja dibiarkan menonton hingga episode berakhir, semoga saja ini tidak terjadi terhadap Pulau Komodo seperti yang terjadi pada warisan budaya lainnya.
Sebelum hal tersebut terjadi, kita sebagai rakyat Reggae Indonesia harus cepat mengambil sikap dan lebih dahulu melakukan sosialisasi dalam menyadarkan diri kita terlebih dahulu kemudian seluruh rakyat Reggae Indonesia selanjutnya seluruh rakyat Indonesia untuk ikut berperan dalam menjaga dan memelihara warisan budaya milik tanah air kita tercinta Indonesia, sebelum hal tersebut diambil alih bahkan dieksploitasi oleh bangsa asing. Karena dengan menyelamatkan warisan budaya Indonesia, berarti kita ikut menyelamatkan warisan budaya dunia.
0 komentar:
Posting Komentar