Album foto: Wacana Reggae (Istimewa)
Seruu.com - Politik adalah ranah yang riskan untuk dibicarakan, apalagi menyangkut negara adi kuasa Amerika Serikat (AS). Kehadiran Presiden Obama pada KTT ASEAN dan Asia Timur (17/11/11) menegaskan bahwa kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur dengan AS semakin dipererat. Di hari yang sama, bertepatan dengan isi pidato Obama di depan tentara Australia dan Marinir AS di Australia, yaitu untuk memperluas peran militer AS di kawasan Asia-Pasifik serta menjadi yang terkuat di Pasifik dengan pertahanan modern yang telah dirancang sedemikian rupa seperti yang dikutip AFP.
Kepentingan AS seperti pisau bermata dua untuk Indonesia, di mana kedua sisinya akan menghasilkan kerugian bagi negeri ini dan menimbulkan berbagai pertanyaan. Apakah pemerintah Indonesia sudah berpikir dalam-dalam atas kepentingan ekonomi dan militer AS terhadap Indonesia dengan bayaran yang sepadan, yaitu siap untuk menerima tekanan-tekanan AS untuk mewujudkan isi dari kesepakan-kesepakan pada KTT ASEAN dan Asia Timur yang berkaitan dengan kepentingan AS.Di mana pada kenyataannya hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara-negara lain selalu menimbulkan kerugian terhadap negeri ini, seperti berulang kali terjadi pelanggaran batas wilayah perarian Indonesia oleh oknum-oknum dari negara lain yang belum pernah terselesaikan juga perkembangan perekonomian Indonesia yang morat marit.
Kerugian-kerugian yang telah terjadi dan akan dialami Indonesia dengan sangat mudah dapat diperkirakan. Ini yang menjadikan berbagai kepentingan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi gamang, apakah kerjasama yang berisi kesepakatan demi kesepakatan dengan negara-negara lain dapat membawa rakyat Indonesia menuju kesejahteraan atau menambah permasalahan untuk negeri ini di masa yang akan datang.
Pada rakyat reggae Indonesia, hal-hal seperti ini juga masih sangat riskan untuk di bicarakan apalagi diperdebatkan. Ini terkadang dikarenakan slogan damai dan cinta yang dipahami dengan makna yang salah. Reggae sebagai musik yang cinta damai bukan berarti membuat kita harus menunduk dan patuh atau seperti kerbau yang sedang dicocok hidungnya oleh bangsa lain, karena kita bukan binatang. Akan tetapi sebagai rakyat reggae Indonesia, harus lebih kritis dalam menelaan dan menentukan sikap terhadap keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan program militer dan perekonomian negeri ini, seperti keputusan yang diambil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan AS. Apakah keputusan tersebut sudah tepat atau jauh lebih merugikan bagi kedaulatan bangsa Indonesia?
0 komentar:
Posting Komentar