Album foto: Catatan Samping (Istimewa)
Seruu.com - Lover’s Rock menjadi tuan rumah pada perkembangan Reggae di Inggris di akhir tahun 1970-an hingga 1980-an. Namanya mulai terdengar ketika cahaya lampu lantai dansa berubah menjadi redup. Seperti tembang Silly Games dari Janet Kay dan Caught You in a Lie dari Louisa Mark menjadi soundtrack film untuk beberapa adegan misalnya pada tarian yang intim dengan istilah Scrubbing, yang menampilkan pergesekan antar tubuh dengan visual tubuh dalam kegelapan.
Menelik Shabazz mendokumentasikannya pada The Story of Lover’s Rock, ia merupakan salah satu yang tertarik pada pembuatan musiknya serta membuatnya menjadi jauh lebih menarik. Lengkap dengan berbagai keterangan misalnya dari mana asalnya dan apa makna dari generasi kulit hitam yang terlahir dan dididik di Inggris namun sering terlibat dalam berbagai konflik. Akan tetapi hal ini sebenarnya memiliki banyak versi cerita dan itu tidak mengherankan bahwa tampilan dalam film ini sedikit melompati dekadenya dan tampak samar.“Kami mendengar serta mewawancarai para musisi yang terkait di jamannya, juga produser dan para penikmat musik ini saat tumbuh dan berkembangnya”. “Yaitu mereka yang mengikuti secara konsisten dan ikut berdansa untuk Lover’s Rock pastinya”, kata Mr. Shabazz. Ia mencampur berbagai pemikiran dan pembicaraan dengan cuplikan arsip tentang musik ini dan jamannya dan dipentaskan dalam sketsa komik yang sebagian besar berisi tentang sentuhan dan kesopanan di lantai dansa.
Memang tidak semua orang yang diwawancarai memberikan jawaban yang sama menariknya, tapi bagi para penonton baru bila menjumpai tembang hits dan bintang-bintang di dunia musik ini akan merasa gelisah bila mengenang perjumpaan untuk pertama kalinya. Akan tetapi Mr. Shabazz hanya menyampaikan tentang kecintaan terhadap musik ini sekaligus budayanya. Tembang-tembang hits dari musik ini dapat membayar mahal berita dari vivid stories tentang cerita-cerita hidup yang dianggap melebihi batas sensualitas yaitu cerita orang-orang yang biasa ikut menari dengan musik ini di dalam sebuah kamar yang begitu gelap hingga mereka tidak bisa melihat pasangan mereka sendiri. Di mana seorang pria menggambarkan dengan jelas bagaimana pasangan demi pasangan akan menari dengan menggabungkan pinggul ke pinggul bahkan saling memanggul hingga membentuk angka delapan. "Anda akan menemukannya disetiap sudut kamar”, ujar Mr. Shabazz.
0 komentar:
Posting Komentar